Pengertian Inferensi Sosial dalam Psikologi Komunikasi - Ruang Baca - Wahana Tutorial Psikologi, Musik, Biola, dan Teknologi

Kamis, 14 Oktober 2021

Pengertian Inferensi Sosial dalam Psikologi Komunikasi

Inferensi Sosial

Inferensi sosial berarti usaha untuk mengerti apa yang kita pelajari tentang orang atau orang-orang lain. Kita mendengar nama-nama atau gambaran tentang seseorang sebelum kita berjumpa dengan mereka langsung. Dengan kata lain inferensi sosial berarti apa yang kita pelajari tentang orang atau orang-orang lain.Prosesnya dimulai dari mengumpulkan data sosial, 

Cara Mengumpulkan Data Sosial,yaitu:

  1. Informasi sosial
  2. Penampilan fisik
  3. Petunjuk nonverbal
  4. Tindakan-tindakan orang lain
Semua itu membentuk data sosial yang terintegrasi dan terkumpul untuk membentuk kesan mengenai orang lain.
 

1. Informasi sosial

Menurut pandangan Psikologi Kognitif, manusia adalah makhluk pengolah informasi (information processors). Informasi itu dibutuhkan sebagai suatu cara manusia bertahan hidup sebagai makhluk sosial. Manusia akan berusaha untuk mencari informasi terbaru tentang orang yang ada di sekitarnya. 

Informasi sosial ini ada beberapa bentuk, yaitu:


a. Trait (sifat, pembawaan)

Sifat yang dimiliki seseorang cenderung stabil dan mengacu pada pribadinya. Sifat ini dapat menjelaskan cara dan bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi tertentu. Trait ini merupakan suatu generalisasi tentang sikap seseorang. Mengenai nilai kebenaran yang ada didalamnya tentu tidak mutlak sepenuhnya. Bisa saja orang berperilaku berbeda saat menghadapi situasi dan keadaan yang berbeda pula.

b. Nama

Setiap manusia memiliki nama yang membedakan dirinya dengan orang lain. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa nama yang memiliki daya tarik dan lebih mudah diingat daripada yang lain.Tentunya hal ini sifatnya relat if dan tergantung dari budaya dan kebiasaan tertentu. Sebuah studi menunjukkan bahwa nama memiliki asosiasi dengan sejumlah kualitas seperti kecerdasan, daya tarik, kekuatan, dan feminitas.

c. Stereotype

Stereotype merupakan suatu generalisasi tentang kelompok tertentu yang dianggap sebagai suatu kebenaran. Stereotype memiliki dua efek, yaitu:
(1) Simplikasi dan Social Judgement
mempermudah kita dalam berfikir tentang kelompok tertentu dan melakukan penilaian sosial secara cepat. Contohnya: anak perempuan bisa menjahit.
(2) Oversimplikasi dan Prejudice
Membuat generalisasi secara negatif berdasarkan pengetahuan yang terbatas dan melakukan penilaian yang tidak benar atau prasangka Contohnya: Anak muda tidak berbudaya.

2. Penampilan Fisik

Tidak bisa dihindari penampilan fisik merupakan hal yang pertama kali diperhat ikan saat kita bertemu dan bertatap muka dengan seseorang. Dari penampilan fisik seseorang kita bisa memperoleh data-data sosial yang penting tentang dirinya.

3. Petunjuk Nonverbal

Ada beberapa petunjuk nonverbal yang menjadi sumber inferensi sosial, yaitu:
a) Ekspresi wajah
Petunjuk wajah merupakan sumber persepsi yang dapat diandalkan. Ekspresi wajah menampilkan suasana hati dan emosi seseorang yang tentunya amat berpengaruh saat interaksi.
b) Kontak mata
Kontak mata menunjukkan seberapa intim kita dengan lawan bicara. Saat berinteraksi dengan orang yang tidak kita kenal biasanya kita akan menghindari kontak mata yang terlalu sering dengan mereka. Bentuk dan cara seseorang menggunakan mata bisa menunjukkan ekspresi dan perhatian tertentu.
c) Gesture
Gerakan tubuh (gesture) dianggap pent ing dalam proses komunikasi karena gerakan tubuh sangat susah dikontrol secara sadar oleh orang.
d) Suara
Suara yang dikeluarkan bisa memberikan pengaruh yang besar dalam menunjukkan emosi dan perasaan. Cara kita menggunakan bahasa yang tertulis maupun yang terucap disebut dengan paralanguage. Dari suara, paralanguage bisa terlihat dari tinggi rendah suara (volume), logat, intonasi, kualitas suara, dan kecepatan berbicara.

4. Tindakan

Dalam membentuk persepsi interpersonal, manusia sering kali memfokuskan atau memberi perhatian pada bagaimana cara seseorang bertindak terhadap orang lain. Ia akan mencoba mengerti dan memahami alasan atau penyebab mengapa orang lain melakukan suatu tindakan. Proses seseorang mencari alasan atau penyebab tindakan disebut sebagai atribusi.

Pembentukan Kesan

Bagaimana orang mengkombinasikan informasi untuk membuat inferensi sosial dan penilaian?

Para peneliti mengidentifikasi tiga jenis proses yang terjadi ketika menerapkan persepsi interpersonal, yaitu:

1. Pembentukan Konsep Sosial

Konsep sosial adalah kategori-kategori atau kelompok kualias yang membantu kita berfikir tentang manusia di sekitar kita. Konsep sosial itu dapat berupa kelompok usia, ras, gender, dan hubungan keluarga yang nantinya membedakan kita antara teman dan musuh, laki-laki dan perempuan dan perbedaan lainnya yang menentukan bagaimana kita akan berperilaku dan menilai orang lain.
Konsep sosial terbentuk melalui hal-hal berikut, yaitu:
  • Pengalaman
  • Belajar
  • Bahasa
 

2. Pengorganisasian Kesan

Pembentukan kesan yang lain berfokus pada kuantitas dan keberagaman informasi sosial yang harus dipahami secara keseluruhan. Manusia makhluk pengolah informasi dan mengorganisasikan kesan berdasarkan proses tertentu sehingga saat kesan itu dibentuk, ada suatu proses kognitif dalam setiap individu. Peneliti mengidentifikasi adanya beberapa strategi mengorganisasian kesan, yaitu:

a) Centrality

Segala karakter (trait) dapat dibedakan dalam dua dimensi, yaitu berdasarkan nilai karakternya (baik atau buruk) dan orientasi atau hakikat karakternya (sosial atau intelektual). Misalnya
jenis kecerdasan lainnya. Jadi karakter sentral adalah salah satu yang memberikan konteks tambahan untuk pembentukan kesan.

b) Primacy versus Recency

Urutan informasi yang diterima seseorang dapat mempengaruhi kesan yang terbentuk. Sebagian besar penelitian pada persepsi seseorang dan komunikasi persuasif menyebutkan bahwa kesan pertama meninggalkan kesan yang amat penting. Memberikan nilai lebih pada informasi pertama yang diterima merupakan suatu Primary Effect. Primary Effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan. Namun, pada beberapa situasi, informasi terakhir bisa memberikan pengaruh yang tertunda dalam pembentukan kesan. Informasi terakhir yang memberikan pengaruh pada kesan disebut Recency Effect.

c) Salience

Salience merupakan hal-hal yang paling dapat dilihat atau diketahui (noticeability), terutama dalam konteks tertentu. Kondisi yang membentuk rangsangan sosial ini diantaranya adalah kejelasan (brightness), keras tidak nya suara (noisiness), gerakan (motion) dan kebaruan (novelty).

3. Pengolahan Informasi Sosial

Informasi sosial yang diperoleh seseorang memberika n dasar bagi orang tersebut untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sosialnya. Terdapat dua proses spesifik yang dilakukan orang saat bergerak dari kesan yang diperolehnya menuju ke tindakan yang dilakukannya, yakni Impression Integration dan Social Judgement.

a) Impression Integration

Ada beberapa strategi dalam mengintegrasikan informasi sosial menjadi kesan, yaitu:
1) Evaluasi
Keputusan yang paling pent ing yang kita buat tentang orang lain adalah apakah kita menyukai atau tidak menyukainya. Menilai kebaikan atau keburukan seseorang berarti merupakan suatu evaluasi yang kita berikan pada orang lain.
2) Averaging
Setiap kesan terhadap seseorang akan bercampur, ada yang kita benci, ada yang kita ragukan, atau satu sama lain saling mengisi. Disini kesan tidak hanya dievaluasi
namun juga diberi bobot (mana yang lebih penting). Kemudian pemberian bobot ini dikombinasikan untuk kemudian kesan dirata-rata.
3) Consistency
Konsistensi berarti satu kesan yang kita miliki tentang seseorang, menentukan kesan lain yang kita peroleh tentang orang itu. Misalnya, apabila informasi awal yang kita
peroleh tentang seseorang kita nilai positif atau baik maka kesan berikutnya tentang orang tersebut juga akan dinilai dengan baik secara konsisten, Halo Effecti adalah
salah satu contoh kecenderungan prinsip konsistensi dalam pembentukan kesan.
4) Positivity
Manusia cenderung untuk melihat orang lain dalam hal yang positif. Bias positif ini merupakan perpanjangan dari keinginan manusia untuk memperoleh pengalaman yang selalu baik

b) Social Judgement

Ada dua penerapan dari penilaian sosial yaitu:
(1) Personality
Seberapa baguskah seseorang menilai kepribadian orang lain? Pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab karena sampai saat ini memang belum ada satu ukuran yang jelas untuk mengukur kepribadian. Model hubungan sosial terhadap persepsi kepribadian seseorang mengatakan bahwa penilaian yang kita lakukan terhadap orang lain akan ditentukan oleh tiga hal, yaitu: Anda, orang yang anda nilai dan hubungan yang terjalin antara anda berdua. Dengan demikian tidak ada penilaian yang objektif terhadap kepribadian.
(2) Deception
Apakah kita langsung menerima dan mempercayai begitu saja informasi yang kita peroleh dari dan tentang seseorang? Dalam beberapa penelit ian disebutkan bahwa seorang pengamat yang baik bisa membedakan mana informasi yang t idak benar dan mana yang benar dari seseorang dengan memperhat ikan tanda-tanda dari gesture daripada ekspresi.
Comments


EmoticonEmoticon